Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mencatat ada sejumlah pernyataan blunder yang dikeluarkan pemerintah pusat selama pandemi virus Corona (COVID-19). Pernyataan blunder itu dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kabinetnya.

Hal ini disampaikan dalam diskusi online oleh LP3ES berjudul Petaka Karena Kata: Blunder Komunikasi Politik Kabinet Jokowi di Era Pandemi. Metode penelitian LP3ES yakni dengan mengalisa media masa baik online dan tv serta media sosial dari 1 Januari sampai 5 April 2020.

“Kesimpulannya dalam tempo kurang dari 100 hari sejak Corona menjadi isu dan ancaman di Indoensia mulai akhir Januari, telah ada 37 pernyataan blunder yang dikeluarkan jokowi dan kabinetnya dalam penanganan COVID-19,” ujar Direktur Center untuk Media LP3ES, Wijayanto, Senin (6/4/2020).

Wijayanto merinci terdapat 13 pernyataan blunder pemerintah di masa pra krisis, 4 pernyataan blunder di fase awal krisis dan 20 pernyataan blunder di masa krisis. Wijayanto menyoroti sikap pemerintah yang dinilai tidak serius menangani Corona.

“Ada 13 statemen blunder pemerintah dalam wujud penolakan kemungkinan corona yang dinyatakan oleh 10 pejabat mulai dari presiden, wakil presiden, menteri kesehatan, menko maritim, menko polhukam, menko perekonimian, menhub, kepala bnpb, menteri pariwisata hingga dirjen perhubungan, begitu banyaknya yang berkomunikasi,” kata Wijayanto.

Akibat sikap pemerintah yang cenderung menyepelekan, sebut Wijayanto, membuat publik gagal menyiapkan diri dalam menghadapi wabah virus Corona. Sehingga muncul kepanikan masyarakat.

“Muncul adalah kepanikan, mulai dari panic buying, stigma terhadap pengidap Corona, bullying pada pasien Corona,” tutur Wijayanto.

“Karena tidak ada komunikasi kepada publik untuk menyiapkan diri terhadap krisis karena pemerintah sendiri sudah denial,” lanjutnya.

Share This