Pengembangan sumber daya manasia dengan fokus pada peningkatan kualitas inteligensi perlu diterapkan untuk menghadapi sejumlah masalah pembangunan hingga Indonesia berusia 100 tahun pada 2045. Strategi ini juga bisa menjadi kunci penting dalam upaya membawa Indonesia keluar dari perangkap Negara berpendapatan menengah kebawah.

Indonesia terjebak dalam perangkap negera kategori pendapatan menengah ke bawah (lower-middle income) sejak 1985. Negara dalam kategori itu memiliki kisaran pendapatan perkapita antara 2.000 dollar Amerika Serikat hingga 7.250 Dollar AS.

Untuk keluar dalam kondisi itu, menurut Prof (emertius) Emil Salim,bupaya habis-habisan mesti diarahkan untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) di periode “Jendela Peluang” bonus demografi.

“(Kebijakan harus) Habis-habisan pada pembangunan kualitas SDM, itu didahulukan di atas segala-galanya,” kata Emil dalam pidato ekonomi politik “Tanggung Jawab Intelektuil Menuju Lepas Landas” yang di sampaikan dalam perayaan ulang tahun ke-48 Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan, Ekonomi & Sosial (LP3ES) di Jakarta,

Selain Emil, hadir pula sejumlah tokoh, seperti Ketua Mahkamah Konstitusi 2003-2008 Jimly Asshiddiqie Ketua Perhimpunan Indonesia untuk Pembinaan Pengetahuan dan Sosial (Bineksos) Ismid Hadad: Direktur LP3ES Fajar Nursahid, dan Ketua Dewan Pengurus LP3ES Prof Didik J. Rachbini

Sementara itu Jimly Asshidqie menyampaikan, tetap harus ada sekelompok orang yang berfikir alternatif terhadap realitas yang ada “Karena kelaziman (berfikir) kadang sama dengan kelaziman, Direktur LP3ES Fajar Nursahid juga menegaskan bahwa di usia ke-48 LP3ES Tetap fokus dengan semangat untuk menjadi Think Tank pemikiran alternatif dengan pembangunan bangsa

Sumber : Kompas (INK)

Share This