15 Juni 2023, Presiden Joko Widodo telah menegaskan pada kesempatan acara peluncuran Indonesia Emas 2045 dan RPJPN 2025-2045 bahwa Indonesia memerlukan stabilitas, keberlanjutan, serta kepemimpinan yang kuat dan berani dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Kepala negara memberikan highlights tiga pilar sebagai prasyarat (prerequisite) dalam perjalanan menuju Indonesia Emas.
Pertama, stabilitas bangsa merupakan kunci penting dalam meraih kemakmuran. Tanpa stabilitas, tak satu pun negara yang berkonflik mampu mencapai tujuan mulia tersebut. Kedua adalah keberlanjutan dan kesinambungan kepemimpinan. Untuk menjamin kesinambungan ini, perekatnya adalah RPJPN 2025-2045. Siapapun pemimpin yang mendapat amanah rakyat, hasil dari transisi kepemimpinan nasional tahun 2024 nanti, tidak boleh lepas dari koridor RPJPN untuk menjamin keberlanjutan pembangunan. Kepemimpinan nasional hasil Pemilu, juga harus memperharikan RPJPN hasil aspirasi rakyat ini. Ketiga Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki fisik, keterampilan, karakter produktif, dan semangat juang yang unggul.
Direktur Eksekutif LP3ES Fahmi Wibawa Dalam kesempatan ini, kami ingin melaporkan bahwa setelah sekitar 2 bulan pasca MoU, kami bersama dengan rekan-rekan di Bappenas, terutama di unit PAKK, telah menyusun langkah-langkah operasional untuk menulis dan menerbitkan buku telaah RPJPN ini. Secara garis besar, prosesnya terdiri dari dua fase, yaitu fase penulisan dan fase penerbitan. Untuk fase penulisan, kami akan membagi para penulis dan perencana Bappenas ke dalam 5 kelompok kerja tematik, mengikuti struktur dan sistematika RPJPN. Kegiatan dua hari ini merupakan konsolidasi (kick off) antara seluruh tim penulis dan reviewer dari LP3ES maupun perencana Bappenas. Sebelumnya, masing-masing pihak (Bappenas dan LP3ES) telah melakukan persiapan yang diperlukan.
Selanjutnya, proses penyusunan naskah akan berlangsung selama 4 bulan, dari Juni ini sampai dengan September. Dalam proses penulisan, akan dilakukan berbagai bentuk kegiatan pendalaman seperti FGD, Webinar, Workshop dan mini riset. Setelah naskah tulisan selesai, proses selanjutnya adalah keredaksian dan penerbitan. Proses membutuhkan waktu selama 3 Bulan. Sehingga In sya Allah 30 Desember 2023, buku sudah terbit secara resmi.
Perekonomian dunia diprediksi akan diterpa resesi ekonomi mulai tahun 2023. Inflasi yang tinggi, krisis energi dan pangan, hingga konflik geopolitik Ukraina dan Rusia membuat ekonomi dunia berpotensi terjerumus dalam jurang berbahaya. Respon dari urgensi tersebut LP3ES menyelenggarakan Scholarium pada Jumat, 4 November 2022 di aula kantor LP3ES. Bersama dengan narasumber ahli Zaenal Muttaqin dan Fahmi Wibawa, Scholarium yang juga dihadiri oleh Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Kuningan (IPPMK) ini mengusung tajuk “Resesi Ekonomi”.
Waspada terhadap Ketergantungan Impor
Menurut Penuturan Fahmi Wibawa, Direktur Eksekutif LP3ES, masalah resesi yang mulai ramai diperbincangkan ini penting untuk diketahui penyebabnya. Suatu negara bisa dikatakan resesi bila terjadi penurunan kapasitas kegiatan ekonomi secara menyeluruh. “Kegiatan ekonomi yang terus menerus mengalami krisis hingga pertumbuhan ekonomi sulit kembali naik, ini yang disebut sebagai resesi.”
Namun pertanyaan perihal situasi negara kita yang apakah tengah menghadapi atau mengalami krisis ini yang menurutnya penting dicermati. Cara mengenali situasi resesi ekonomi bisa diketahui dari kehidupan sehari-hari yang terjadi di lingkungan kita. Resesi ditandai dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, penurunan daya beli masyarakat, dan kelangkaan komoditas barang dan jasa. Kalau situasi tersebut terjadi secara akumulatif maka negara sedang mengalami resesi ekonomi. Sebaliknya, bila sirkulasi kegiatan ekonomi masih berjalan secara stabil dan dapat dikendalikan, perekonomian negara masih tergolong aman dari resesi.
Resesi ekonomi global ditandai dengan penurunan kegiatan ekonomi di sebagian besar negara, banyak negara yang terkena dampak akibat perekonomian saling terhubung dan menggantungkan. “Misalnya konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina menimbulkan ketersediaan minyak dunia mengalami penurunan atau kelangkaan. Ini terjadi karena pasar minyak dunia terganggu akibat harga-harga komoditas yang lain naik secara meroket,” ucapnya.
Sejumlah faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara menyebabkan lonjakan inflasi yang tinggi di sejumlah negara di dunia. Di Eropa kebutuhan energi yang besar sementara pasokan yang tidak sebanding dengan permintaan akhirnya memicu terjadinya inflasi. “Resesi ekonomi yang terjadi di negara-negara Eropa menular ke berbagai negara di Amerika dan Asia. Ini juga menyebabkan ketersediaan valuta asing menjadi menurun akibat terhambatnya transaksi perdagangan internasional,” ungkap Fahmi.
Resesi ekonomi yang banyak menghantui negara di dunia sesungguhnya akan memberikan dampak bagi perekonomian dalam negeri, akan tetapi yang menjadi tolak ukur adalah seberapa besar pengaruh dari persoalan tersebut. Dampak resesi ekonomi ditentukan dengan tingkat ketergantungan Indonesia terhadap barang-barang impor. Mekanisme perdagangan ekspor dan impor beroperasi melalui valuta asing sebagai alat pembayaran yang sah dan diakui dalam perdagangan internasional.
Ketergantungan terhadap impor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspor akan menguras ketersediaan valuta asing Indonesia. “Jumlah valuta asing Indonesia mencapai 164 miliar US Dollar (US$), dengan nilai sebesar ini Indonesia masih mampu melakukan impor dalam kurun waktu 5-6 bulan kedepan. Artinya sudah cukup aman untuk mampu membuat kita survive dari tekanan resesi global.”
Melihat keadaan saat ini, Fahmi Wibawa cukup optimis Indonesia bisa terhindar dari ancaman resesi global. Namun dengan catatan mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak dan bahan pangan seperti kedelai dan gandum, serta memastikan tingkat inflasi yang terkendali.
“Tahun 2023 banyak pengamat dan pemerhati ekonomi yang memprediksi pertumbuhan ekonomi indonesia tumbuh di angka 4-5%. Tentu dengan catatan dua komoditas impor (energi dan pangan) terkendali. Kalau impor energi dan pangan mengambil porsi besar ketersediaan valuta asing, maka kita akan terkena dampak dari resesi global. Kedepannya kita perlu menjaga diversifikasi energi dan pangan kita agar pertumbuhan ekonomi tersebut dapat tercapai,” pungkasnya.
Perkuat Kemandirian Ekonomi Lokal
Sementara Zaenal Muttaqin, peneliti LP3ES, menyorot gejala resesi ekonomi berdasarkan output perekonomian yang dapat dihasilkan oleh suatu negara. Dalam hal ini, mengukur seberapa besar suatu ekonomi menghasilkan barang dan jasa. Output maksimal yang dapat dihasilkan negara menggunakan sumber daya ekonomi yang ada saat itu diistilahkan sebagai PDB Potensial. Sedangkan PDB riil merujuk pada nilai aktual output yang diproduksi dalam satu periode (satu tahun) mengacu pada persentase pertumbuhan ekonomi.
“PDB riil ini bisa di atas, di bawah, atau tepat pada PDB potensial. Perbedaan nilai antara PDB riil aktual dan PDB potensial kita sebut sebagai kesenjangan output (output gap). Jika PDB riil aktual berada di atas PDB potensial, kesenjangan output positif. Itu menunjukkan bahwa perekonomian sedang berproduksi di atas tingkat maksimumnya. Sementara itu, jika PDB riil di bawah PDB potensial, kesenjangan output negatif disebut sebagai kesenjangan deflasioner (deflationary gap). Situasi semacam itu biasanya terjadi selama kontraksi atau resesi ekonomi,” jelas dosen Fakultas Ekonomi Bisnis UIN Jakarta ini.
Ketika inflasi mengalami kenaikan dan memicu resesi ekonomi, maka perbankan melalui kebijakan moneternya akan menaikkan suku bunga, situasi ini akan menarik investor untuk melakukan investasi. Harapannya masyarakat juga akan memilih menempatkan uangnya di bank dibandingkan menghabiskannya untuk konsumsi. Imbasnya, peredaran uang berkurang dan permintaan terhadap barang menurun. Saat permintaan barang melandai, harga akan cenderung merosot sehingga tingkat inflasi bisa menurun.
Berkaca pada situasi ekonomi yang sekarang ini terjadi, secara matematis resesi global menurutnya tidak menjadi ancaman yang serius. Pasalnya nilai PDB masih cukup besar sebagai modal ekonomi untuk menghadapi krisis global ini. “Struktur PDB kita hanya 20% nya yang dipengaruhi oleh kemungkinan dampak dari resesi global. Tidak akan sampai pada kemungkinan terburuk, diprediksi hanya akan mengalami kelambatan saja.” Menurutnya jumlah produksi Indonesia yang besar juga turut membantu di kala dunia jatuh dalam jerat resesi. Indonesia juga memiliki keuntungan dari jumlah populasi penduduk yang besar, menjadi pasar potensial bagi hasil produksi lokal.
“Kalau sebagian besar produktif ini mendorong jumlah produksi dan konsumsi yang stabil, peningkatan PDB akan terjadi. Indonesia diprediksi selamat, karena produksi tinggi, populasi tinggi. Maka daya beli dari hasil produksi kemungkinan juga tinggi, sehingga tidak akan terlalu terkoneksi dengan pasar internasional,” tandasnya
Maka kunci dari menghindari resesi global menurutnya kemandirian ekonomi lokal yang perlu diperkuat. Perekonomian lokal berperan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Tenaga kerja berdaya dan memperoleh penghasilan, sementara laju produksi juga akan meningkat seiring munculnya benih-benih wirausaha yang produktif dari kalangan masyarakat. Kendati demikian, menurut Zaenal penguatan ekonomi lokal masih kurang cerdas dalam mengenali potensi daerahnya sendiri, dan masih kurangnya tenaga yang profesional dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah.
“Banyak kemandirian lokal yang kita punyai itu malah milik orang lain. Penikmat utamanya orang luar. Daerah harus memiliki kendali kuat agar aktor-aktor utama penggerak perekonomian berasal dari warga lokal,” tutupnya.
Kuatnya daya tahan usaha kecil dan menengah dalam menghadapi badai krisis ekonomi dan moneter mendesak munculnya isu penguatan ekonomi rakyat. Sebagai usaha yang paling berpengaruh memberikan kontribusi dalam memenuhi keperluan rakyat banyak, sudah saatnya mengedepankan transformasi perekonomian nasional yang berbasis usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi sebagai tulang punggung perekonomian bangsa.
Senin (12/07/2021) Pukul 15:30, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) bekerjasama dengan Kementrian Koperasi dan UKM RI, melaksanakan webinar dan peluncuran buku pemikiran Bung Hatta secara virtual bertemakan “Gerakan Koperasi dan Perekonomian Rakyat”. Acara dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM RI yaitu Teten Masduki dan sejumlah tokoh penting lainnya seperti Prof Emil Salim, Ismid Hadad, Prof Didik J Rachbini dan juga Prof Meutia Hatta
Webinar tersebut merupakan rangkaian acara hari koperasi nasional ke -74 dan rangkaian ulang tahun ke 50 LP3ES, kegiatan di buka oleh Didik J Rachbini selaku ketua dewan LP3ES, dalam pembukanya beliau menyampaikan bahwa pemikiran Bung Hatta mengenai koperasi yang tidak hanya diartikan secara terbatas terkait koperasi dalam bentuk wadah, tetapi juga sebagai gerakan dan sistem ekonomi.
Selain itu menurutnya penerjemahan dari Undang-Undang dasar 1945, lebih dari setengah lusin pasalnya menunjukan pentingnya gerakan dan sistem koperasi.
Kemudian Ismid Hadad selaku pendiri LP3ES dan pengurus Bineksos juga dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam pandangan Bung Hatta, koperasi bukan hanya sebagai institusi ekonomi tetapi juga gerakan ekonomi rakyat, Bung Hatta menyebut koperasi sebagai intitusi pendidikan yang penting, yakni pendidikan ekonomi,sosial demokrasi bahkan pendidikan karakter anti korupsi yang menanamkan nilai nilai kejujuran anggotanya.
Terlebih beliau juga mengatakan refleksi hari koperasi menurut Bung Hatta sendiri bukan untuk menengok kebelakang atau sekadar hanya menunjukan jejak langkah yang sudah ditempuh, tapi memperingati untuk mendorong kita menghadapi tantangan ke depan , menyadari apa tugas dan tantangan kita yang belum terlaksana, ujarnya.
Meutia Hatta juga hadir sebagai perwakilan keluarga Bung Hatta, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa dalam pasal 33 undang-undang 1945, merupakan konsepsi Bung Hatta mengenai prinsip dari perekenomian nasional. Beliau juga menyoroti ayat 1 pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 yang menyatakan perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. Beliau mengatakan bahwa:
“Kata disusun artinya perekenomian nasional tidak dibiarkan tersusun sendiri sesuai dengan kehendak pasar artinya pemerintah harus aktif turun tangan untuk menata dan mengatur perekenomian nasional, sementara kebersamaan sepatutunya diartikan sebagai kerjasama atau gotong royong yang mengutamakan kepentingan kolektif, dan asas kekeluargaan hubungan layaknya anggota keluarga sebagaimana asas kekeluargaan yang hidup di taman siswa yaitu Ki Hadjar Dewantara”, ujarnya.
Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki, dalam sambutan nya juga mengatakan bahwa pemikiran Bung Hatta memberikan wawasan berharga mengenai idealnya koperasi dalam membangun dan dikembangkan sebagai jalan menuju kesejahteraan bersama.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemutaran video peluncuran buku karya Bung Hatta Jilid VI dengan tema “Gerakan koperasi dan Perekonomian Rakyat” dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Setelahnya acara kembali dilanjutkan dengan webinar bedah buku pemikiran Bung Hatta“Gerakan koperasi dan perekonomian rakyat” yang di moderatori oleh Zaenal Muttaqin sebagai peneliti LP3ES. Diskusi dimulai oleh Prof Emil Salim yang menyebut bahwa dalam memahami gagasan Bung Hatta , harus memahami pula suasana batin kedua pemimpin kita yaitu Soekarno dan Hatta pada saat belum terbentuknya Negara Indonesia. Untuk itu menurutnya gagasan yang muncul dari kedua pendiri bangsa yaitu untuk membangun sebuah Negara. Maka dari itu Negara itu memiliki fungsi melindungi rakyat dan kedua meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan yang ketiga mempunyai fungsi kecerdasan.
Maka dari itu rumusan tersebut menghasilkan gagasan bahwa bangunan ekonomi adalah bangunan koperasi, yang didasarkan pada semangat gemeinschaft atau kegotongroyongan, yang menurutnya semangat masyarakat ke kitaan. Dalam paparannya beliau mengatakan:
“ Masyarakat kita mempunyai hal unik, kita mengalami makna kata kita, Kita itu adalah saudara dan saya termasuk, kita menghindari memakai kata kami –yaitu saya tanpa saudara maka lahir gemeinschaft, paguyuban semangat ke kitaan bekerja bersama saudara dan saya bersama sama, maka lahirlah gagasan koperasi sebagai usaha bersama, yang membangun kesejahteraan bersama bukan untuk kami bukan untuk pemilik modal , tapi untuk kebersamaan, gotong royong kata Bung Karno, kerja sama koperasi kata Bung Hatta” ujarnya.
Untuk itu ada desakan sebuah bentuk ekonomi yang di dasarkan pada sejarah penjajahan dan perilaku masyarakat Indonesia yang paguyuban. Oleh karena itu bentuk koperasi menghimpun kemampuan masing-masing sebagai lidi yang diperkuat kemudian digabung sebagai sebuah kekuatan yang dahsyat, lanjutnya.
Maka koperasi menurutnya sebagai sebuah institusi yang mempunyai cita cita melindungi anggotanya, mencerdaskan anggotanya dan memakmurkan anggotanya sebagai soko guru dari Negara yang ingin dibangun.
Kemudian diskusi dilanjutkan oleh Poppy Ismalina sebagai dosen FEB UGM, yang menyampaikan dalam poin materi yang dibawakannya bahwa koperasi harus menjadi dasar perekenomian rakyat. Selain itu koperasi juga didefinisikan sebagai sebuah institusi pendidikan bagi masyarakat, agar melatih masyarakat didalam membangun kemandirian dan harga diri sendiri serta komunitas untuk tetap memperjuangkan kehidupan yang layak.
Kamaruddin Batubara selaku presiden direktur koperasi benteng mikro Indonesia yang juga sebagai pemateri, menyampaikan dalam materinya bahwa koperasi adalah sebah perkumpulan kerjasama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam koperasi taka da sebagian anggota bekerja ,sebagian memeluk tangan. Semuanya bekerja untuk mencapai tujuan bersama—dalam buku Bung Hatta.
Menurutnya Bung Hatta sudah memprediksi akan lahir koperasi koperasi sebagai topeng yang akhirnya merusak nama koperasi itu sendiri. “Hari ini itu ada , ada koperasi yang ketua nya bapaknya, anaknya menantunya ada disitu gitu, nah ini yang merusak, 60 tahun yang lalu Bung Hatta sudah memprediksi itu, maka kalau saya lanjutan maslaah berkoperasi tadi apa disini bung hatta untuk mencapai deviden itu, dipaksa orang beli dengan harga yang mahal, itu yang salah” ujarnya.
Untuk itu dalam kaitannya dengan koperasi beliau mengatakan bahwa cita-cita koperasi Indonesia adalah menentang individualisme dan kapitalisme secara Fundamental. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup oleh moderator.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai belum memberikan andil signifikan terhadap upaya pemulihan ekonomi negara yang remuk dihantam pandemik virus corona baru atau Covid-19. Diskusi daring, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mengungkap hal ini.
Dikutip Kanotor Berita Politik RMOL, Ketua Dewan Pengurus LP3ES, Didik J. Rachbini menyampaikan, BUMN merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup besar. Namun peranannya tidak begitu nampak.
“BUMN ini satu resources, aset besar. Masa enggak ada peranannya,” ujar dosen ekonomi Universitas Indonesia ini dalam diskusi dating bertajuk “Mobilisasi Kekuatan Sumberdaya BUMN Dimasa Pandemi Covid-19”, Senin (18/5).
Dengan melihat kondisi ekonomi dunia dan juga domestik yang cukup terpuruk karena pandemik virus corona, LP3ES memberikan tujuh rekomendasi untuk BUMN.
Rekomendasi ini bersifat tekhnis dan ditujukan kepada PLN hingga Pertamina. Berikut ini 7 rekomendasi yang disampaikan LP3ES:
Pertama, PLN dalam masa Covid-19 bisa bekerjasama dengan perusahaan telekominikasi untuk membangun jaringan fiber ke seluruh Indonesia.
Kedua, langkah ini bisa diikuti oleh kereta api. Seluruh jalur kereta api jawa bisa dialiri fiber optik untuk pengembangan infrastruktur digital.
Ketiga, Telkomsel menjadi pimpinan pengembangan infrastruktur digital diseluruh Indonesia dengan bekerjasama dengan swasta.
Keempat, melarang BUMN memakai penyertaan modal negara (PMN) atau mengalihkan fungsinya untuk bantuan UMKM, kesehatan dan bantuan sosial apapun.
Kelima, melanjutkan kegiatan ekspor BUMN dan bisa menjadi pelopor ekspor perkebunan, tambang dan lain-lain.
Keenam, Pertamina harus mengembalikan dana publik yang membayar harga bensin sangat mahal dari seharusnya.
Ketujuh, menghidupkan peranan Bulog sebagai institusi penyedia logistik pangan. Diharapkan bisa diperluas dengan bekerjasama dengan retail swasta yang sudah berkembang, guna mengamankan stok pangan.
Pengembangan sumber daya manasia dengan fokus pada peningkatan kualitas inteligensi perlu diterapkan untuk menghadapi sejumlah masalah pembangunan hingga Indonesia berusia 100 tahun pada 2045. Strategi ini juga bisa menjadi kunci penting dalam upaya membawa Indonesia keluar dari perangkap Negara berpendapatan menengah kebawah.
Indonesia terjebak dalam perangkap negera kategori pendapatan menengah ke bawah (lower-middle income) sejak 1985. Negara dalam kategori itu memiliki kisaran pendapatan perkapita antara 2.000 dollar Amerika Serikat hingga 7.250 Dollar AS.
Untuk keluar dalam kondisi itu, menurut Prof (emertius) Emil Salim,bupaya habis-habisan mesti diarahkan untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) di periode “Jendela Peluang” bonus demografi.
“(Kebijakan harus) Habis-habisan pada pembangunan kualitas SDM, itu didahulukan di atas segala-galanya,” kata Emil dalam pidato ekonomi politik “Tanggung Jawab Intelektuil Menuju Lepas Landas” yang di sampaikan dalam perayaan ulang tahun ke-48 Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan, Ekonomi & Sosial (LP3ES) di Jakarta,
Selain Emil, hadir pula sejumlah tokoh, seperti Ketua Mahkamah Konstitusi 2003-2008 Jimly Asshiddiqie Ketua Perhimpunan Indonesia untuk Pembinaan Pengetahuan dan Sosial (Bineksos) Ismid Hadad: Direktur LP3ES Fajar Nursahid, dan Ketua Dewan Pengurus LP3ES Prof Didik J. Rachbini
Sementara itu Jimly Asshidqie menyampaikan, tetap harus ada sekelompok orang yang berfikir alternatif terhadap realitas yang ada “Karena kelaziman (berfikir) kadang sama dengan kelaziman, Direktur LP3ES Fajar Nursahid juga menegaskan bahwa di usia ke-48 LP3ES Tetap fokus dengan semangat untuk menjadi Think Tank pemikiran alternatif dengan pembangunan bangsa
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Jawa Timur menilai bantuan TNI untuk memonitor tanaman pertanian memberikan dampak yang cukup signifikan dan bagus, salah satunya juga membantu perbaikan saluran irigasi, yang membuat air bisa mengalir lebih lancar ke lahan pertanian.
“TNI dengan dinas pertanian sama-sama memonitor perkembangan tanaman pertanian, pertambahan areal dalam rangka swasembada pangan. Jadi, sekarang satu bahasa dan saling beri masukan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih di Kediri, Kamis.
Menurut dia, adanya “MoU” antara Panglima TNI serta kementerian pertanian ternyata memberikan efek yang cukup positif. TNI juga dilibatkan bersama-sama membina petani dalam hal penerapan budi daya, termasuk di dalamnya pemantauan peredaran pupuk.
Semeru juga menambahkan, pemerintah juga sangat terbantu dengan berbagai program yang dilakukan bersama-sama tersebut, salah satunya adanya perbaikan saluran irigsi yang kotor. Dengan perbaikan itu, lahan pertanian petani juga bisa semakin baik.
“TNI juga belajar tentang tanah yang yang baik. Termasuk ada saluran irigasi yang kotor, dia adakan bersih-bersih, saluran di seluruh wilayah kota,” ujarnya.
Semeru mengatakan, produksi pertanian di Kota Kediri per hektare 6,5 ton per hektare. Luas lahan pertanian di kota ini mencapai 1.900 hektare. Produksi pertanian pada 2017, ditargetkan bisa mencapai 2.300 hektare.
“2017 ini kami target luas lahan pertanian hingga 2.300 hektare. Itu dari lahan petani yang sudah selesai tanam, yang irigasinya bagus dianjurkan untuk tanam lagi dan hingga kini kami terus pantau,” ujarnya.
Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Arm Joko Setiyo K mengatakan TNI memang mendukung secara penuh dalam program ketahanan pangan tersebut. TNI sinergi dengan dinas terkait dengan penanaman, luas tanaman, hingga serapan gabah ke bulog.
“Program ketahanan pangan lanjut terus dan ini semua rata di wilayah Kota dan Kabupaten Kediri. Ke lapangan juga sering, sekarang PPL (Penyuluh pertanian lapangan) cuma berapa, babinsa (Bintara pembina desa) saya di tiap desa ada,” ujar Dandim.
Dalam perayaan HUT Ke-72 TNI, ia mengatakan TNI akan terus bersemangat mendukung program pemerintah. Ia juga mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan yang telah diberikan oleh segenap masyarakat baik di Kota ataupun Kabupaten Kediri, serta instansi terkait, sehingga sesui dengan harapan TNI kuat bersama rakyat.
Ia juga menambahkan, untuk sinerigistas itu tidak hanya di bidang pertanian, tapi seluruh bidang yang menyangkut nasib dan perbaikan masyarakat. Ia berharap, TNI ke depan akan semakin dekat dengan rakyat dan kuat bersama rakyat.(*) Editor: Endang Sukarelawati