Jelang pemungutan suara 9 Desember 2015, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) melakukan survei tentang “Kualitas Persiapan Pemilukada 2015” di enam kota besar, yaitu Medan, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Manado dan Denpasar.
“Tujuan survei ini adalah untuk mengetahui kesiapan menghadapi Pemilukada baik dari penyelenggara maupun dari pemilih,” ujar peneliti LP3ES, Erfan Maryono, di Kantor LP3ES, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (7/12).
Survei ini menggunakan metode telepolling dengan jumlah sample 600 responden yang dipilih secara acak melalui nomor teleponresidensial tahun 2015. Margin of Error survei ini 4 % pada tingkat kepercayaan 95%. Pengumpulan data berlangsung dari tanggal 1 sampai 3 Desember 2015.
“Temuan survei ini menunjukan bahwa ditengah merosotnya pandangan publik terhadap partai politik, kemauan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya masih sangat tinggi sekitar 86,8%. Sementara 9,5% belum menentukan sikap dan 3,7% tidak akan menggunakan hak pilik,” papar Erfan.
Menurut Erfan hal ini selaras dengan pengetahuan respoden bahwa pemungutan suara dalam Pilkada serentak 2015 berlangsung 9 Desember mendatang. Sebanyak 90,8% responden yang mengetahui pemungutan suara dalam Pilkada serentak pada 9 Desember, sementara sisanya tidak mengetahui hari pemungutan suara.
“Meskipun demikian, sebagian diantaranya belum terdaftar serta tidak mengetahui siapa pasangan calon yang hendak dipilih. Tetapi, kita bersyukur bahwa angka ini, bahkan lebih tinggi dari target partisipasi pemilih yang ditetapkan KPU sebesar 77,5%,” jelas dia.
Sementara, peneliti LP3ES yang lain Abdul Hamid mengungkapkan tingginya kemauan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya ini tidak diimbangi oleh kualitas kerja KPU dalam melakukan pendaftaran pemilih. Hal ini terlihat dari masih banyaknya (22.7%) pemilih yang belum terdaftar dalam DPT.
“Padahal pelaksanaan hari pemungutan suara sudah tinggal beberapa hari lagi. Bahkan, lebih separuh (58.8%) dari yang belum terdaftar ini tidak mengetahui bahwa mereka bisa menggunakan identitas kependudukan untuk memilih,” tutur Abdul.
Selain itu, kata dia pengetahuan para pemilih tentang siapa pasangan calon yang akan dipilihnya juga tidak menggembirakan. Hanya 47,8% mengenal semua paslon. Sementara 27,2% hanya mengenal sebagian paslon dan 25% pemilih tidak mengetahui sama sekali siapa calon pasangan yang akan dipilihnya.
“Kondisi persiapan Pilkada seperti ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan penyelenggaraan pemilukada tahun 2015 ini tidak berkualitas,” pungkas Abdul. Yustinus Paat/FER
Sumber: beritasatu.com