Webinar Bedah Buku Generasi Terakhir : Aktivisme Dunia Muslim Mencegah Perubahan Iklim dan Kepunahan Lingkungan Hidup

Webinar Bedah Buku Generasi Terakhir : Aktivisme Dunia Muslim Mencegah Perubahan Iklim dan Kepunahan Lingkungan Hidup

Kamis, (23/09/2021) Pukul 09:30, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) bekerjasama dengan Masjid Istiqlal dan Universitas Nasional melaksanakan bedah buku “Generasi Terakhir” Yang bertemakan Aktualisasi Ajaran Islam dan Peranan Umat Islam Dalam Memberi Solusi Terhadap Dampak Perubahan Iklim Global.

Dalam pembukanya Imam Masjid Istiqlal K.H Nassaruddin Umar  menjelaskan bahwa buku ini merupakan buku yang sangat penting dalam melihat cara pandang indonesia untuk menjaga lingkungan hidup dari perspektif agama,khususnya agama islam. Buku ini membahas isu lingkungan hidup yang dapat diterima oleh semua kalangan umat beragama, terlebih imam masjid istiqlal berpendapat bahwa semua agama mempunyai pandangan yang sama terkait dengan bagaimana kepunahan alam semesta itu dapat terjadi.

“Pandangan sejumlah agama yaitu nasrani, yahudi,islam dan tentu agama agama lain juga memiliki pandangan yang sama terkait panjang pendeknya umur bumi itu ditentukan oleh manusia” ujarnya.

Hadir beberapa pembicara yang juga menjelaskan mengenai pentingnya umat beragama dalam menjaga lingkungan. Wakil rektor bidang pengabdian dan penelitian Universitas Nasional Ernawati Sinaga juga menagatakan bahwa buku generasi terakhir sangat penting untuk memberikan urgensi kepada semua umat manusia dalam menjaga lingkungan terkhusus soal perubahan iklim.

Lebih lanjut Direktur United Nation Environmental Program (UNEP) Iyad Abumoghhli  mengkritisi beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi di seluruh dunia—penyebabnya menurutnya ialah pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan. Beliau juga menyampaikan tentang pentingnya menanam pohon sebagai bagian dari upaya menjaga alam.

“Ada banyak contoh baik dari Nabi Muhammad SAW salah satunya tentang pentingnya menanam pohon, nabi bersabda, jika sekiranya hari kiamat datang kepada kalian sementara masih ada bibit tanaman dalam genggaman tanganmu, maka hendaklah kamu menyelesaikan untuk menanam” tambahnya

Bahaya Pemanasan Global Bagi Kerusakan Alam

Direktur jendral pengendalian perubahan iklim KLHK Lakshmi Dhewanthi, mengatakan buku generasi terakhir memiliki dua makna yang utama, bahwa apakah kita semua adalah generasi terakhir yang ada di dunia atau kita semua adalah generasi terakhir di dunia yang harus menentukan untuk berubah, terkait dengan indikasi pemanasan global dapat dikurangi atau dapat dihambat.

Menurutnya Indonesia sangat rentan terhadap perubahan-perubahan iklim, yang menyebabkan banyak bencana seperti banjir, kekeringan, longsor dan lain sebagainya. Data BNPB menunjukan bahwa di tahun 2015 tercatat ada 1654 kejadian bencana, dan dalam tahun 2020 naik sampai dengan 4650 kejadian. Hal ini terhadi karena ada fenomena alam yang berubah dan peruban iklim yang drastis, ditambah  juga perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab. Oleh karenanya menurutnya buku ini mengandung banyak pesan untuk menjawab persoalan dan tantangan tersebut.

Generasi Terakhir

Selain itu menurut perwakilan MUI Nur Afiyahbahwa saat ini kita telah memasuki masa dunia yang sudah sekarat, beliau menjelaskan terkait data IPBES bahwa kelimbahan spesies asli di habitat menurun 20% sejak abad ke-19. Terlebih planet bumi telah mengalami kepunahan massal yang cukup parah ditandai dengan terancam punahnya 40% spesies amfibi dan degradasi 33% hewan terumbu karang.

Oleh sebab itu dalam buku tersebut dijelaskan bahwa saat ini sebenarnya manusia memasuki masa –dimana manusia hanya merusak lingkungan untuk kegiatan ekonomi dan kegiatan lain.

“Jadi ini realita bahwa banyak sekali spesies yang berkurang akibat interaksi manusia yang tidak harmonis dengan lingkungan, seperti  penimbunan lahan , pembakaran hutan dan seterusnya”

Lebih lanjut Sekertaris Eksekuutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konfrensi Waligereja Indonesia Heri Wibowo, mengatakan bahwa generasi terakhir mestinya menjadi generasi yang menentukan langkah kedepan dalam menjaga dan merawat lingkungan.Beliau juga menjelaskan terkait dengan masalah lingkungan yang sangat memprihatinkan. Bahkan menurutnya bumi terlihat sebagai tempat pembuangan sampah yang besar. Untuk itu menurutnya relasi manusia dan alam, mesti diseimbangkan disatu sisi manusia dapat mengambil sumber daya di bumi untuk bertahan hidup namun manusia juga berkewajiban melindungi bumi.

Penulis buku Generasi Terakhir Fachruddin M. Mangunjaya mengatakan bahwa buku ini  menjadi cara kita sebagai umat beragama  untuk melindungi makhluk hidup. Beliau mengatakan bahwa agama tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari hari dan lingkungan hidup. Karena pada dasarnya semua makhluk hidup mempunyai jiwa yang mesti dilindungi.